Hindari Angka Golput Tinggi, Jembatan Sungai Tawing Diperbaiki
Mudahkan 400 Pemilih untuk Salurkan Hak Suaranya
Jembatan
Sungai Tawing di Desa Sukorame, Kecamatan Gandusari, Trenggalek, yang
tiga hari lalu putus, akhirnya diperbaiki. Wargapun tak perlu repot
jalan memutar untuk datang ke TPS hari ini.
Titin Ratna – RaTu
Tempat
Pemungutan Suara (TPS) 2 Desa Sukorame berada di SDN 1 Sukorame.
Terdapat sekitar 400 pemilih. Sebagian mereka terancam tidak
menggunakan hak suaranya karena tiga hari lalu jembatan sungai Tawing
putus. Rasanya, tidak mungkin warga bersusah payah memutar sekitar 4
kilometer “hanya” untuk mencontreng caleg. Sebagai gambaran,
setelah jembatan ambrol Senin lalu, warga Desa Sukorame dan Ngadirejo
kesulitan untuk keluar dari desanya. Begitu juga dengan pelajar SDN 1
Sukorame yang berada di seberang sungai juga kesulitan saat harus ke
sekolah.
Betapa tidak, mereka harus berjalan memutar untuk keluar desa
ataupun datang ke sekolah. “Yang paling repot orang tua yang harus
mengantar anak-anaknya ke sekolah,” ucap Mohamad Syamsu, Kepala Desa
Sukorame. Tak mau berlama-lama, kemarin warga dan pemerintah
bekerja bakti membenahi jembatan. Mulai pagi warga berkumpul di
sekitar jembatan. Tampak hadir Bupati Trenggalek Soeharto dan staf PU
Bina Marga. Dengan menggunakan dana desa, warga kemudian memotong
dua pohon kelapa. Batang pohon dibelah menjadi dua. Batang kelapa itu
lalu ditata berjajar di atas jembatan yang ambrol. Kemudian di atasnya
ditutup dengan sesek (anyaman bambu). Setelah terpasang, jembatan
akhirnya bisa dilewati. Ini membuat pelajar yang pulang sekolah tak
lagi harus jalan memutar. Selain itu, hari ini di SDN 1 Sukorame juga
akan digunakan untuk tempat pemungutan suara (TPS). Di TPS 2 tersebut,
ada lebih dari 400 orang pemiih terdaftar dalam DPT. “Dari seberang
sungai ada tiga RT, pemilihnya sekitar 250-an orang. Lumayan banyak.
Kalau yang sudah sepuh harus mutar ya lumayan repot,” jelas Syamsu. Meski
sudah berfungsi, jembatan darurat tersebut hanya bisa dilewati sepeda
motor saja. Untuk mobil masih harus memutar lewat Desa Karanganyar,
sekitar 4 km. Karena vitalnya keberadaan bangunan buatan zaman
Belanda ini, sedianya pemerintah akan segera memperbaiki. “Ya tadi
Pak Bupati sudah menegaskan akan segera memperbaiki. Sebenarnya
sebelumnya sudah terlihat ada kerusakan, ada yang bolong. Juga sudah
sempat diperiksa dinas, cuma mungkin masih nunggu anggaran,” kata
kades yang menjabat dua periode ini. Kebutuhan lain yang tidak bisa
ditunda adalah keberadaan talang air. Petani di Desa Sukorame dan
sekitarnya butuh talang air untuk mengairi sawah mereka yang kini
mulai masuk musim tanam. “Warga sudah lega karena ada perhatian dari pemerintah. Ya mudah-mudahan bisa secepatnya diperbaiki,” harap Syamsu. ***