GAYANG MALINGSIALAN
Malingsia, eh, Malaysia, memang
menyebalkan. Beberapa waktu yang lalu warga negara kita dipukuli oleh
polisi Malingsia padahal dia sedang menjadi duta bangsa Indonesia. Ya,
polisi yang adalah aparat negara tega menganiaya orang dari Indonesia
meskipun dia tidak bersalah. Mereka awalnya tidak mau minta maaf, namun
karena desakan dari Indonesia yang bertubi-tubi, akhirnya mereka minta
maaf. Aparat Malingsia itu merampas hak orang Indonesia dari rasa aman. Kemudian
ada lagi kasus wanita TKI yang diperkosa oleh anggota RELA, semacam
satpol PP-nya Malingsia. Keterlaluan sekali mereka. Untuk kasus ini,
mereka belum minta maaf. Mereka merampas kehormatan wanita asal Indonesia. Suasana panas itu diperparah oleh hadirnya Astro,
sebuah televisi berbayar yang berbasis di Malingsia, yang dianggap
melakukan monopoli terhadap tayangan langsung Liga Primer Inggris.
Penggemar sepakbola di Indonesia melakukan protes keras atas praktik
bisnis yang dilakukan oleh Astro itu sampai akhirnya Lativi mendapatkan
hak untuk menyiarkan satu pertandingan siaran langsung EPL per pekan.
Astro dianggap merampas hak orang Indonesia untuk menonton tayangan langsung liga Inggris Kini
ada kasus baru lagi. Lagu Rasa Sayange yang sejak jaman kita masih TK
sering dinyanyikan saat berlatih Pramuka, digunakan oleh Malingsia
untuk mempromosikan pariwisata negeri itu. Ya, lagu itu dirampas begitu
saja oleh Malingsia tanpa ijin dari Indonesia. Parah… Mereka merampas hasil kebudayaan Indonesia. Well,
lagu ini kemungkinan besar memang lagu rakyat yang bisa dikategorikan
sebagai folklore. Bisa jadi memang kita tidak bisa membuktikan hitam di
atas putih bahwa lagu ini diciptakan oleh orang Indonesia. Namun,
secara etika sebaiknya Malingsia tidak menggunakan lagu yang
nyata-nyata berasal dari Maluku untuk mempromosikan kebudayaan mereka. Benar-benar
Malaysia telah merampas banyak hal dari Indonesia. Tidak heran jika di
berbagai forum banyak yang menyebut Malaysia sebagai Malingsia. Ya, kita tahu bahwa maling adalah pencuri atau perampas hak orang lain. Lebih
daripada itu, Malingsia juga mengklaim bahwa wayang dan batik juga
sebagai milik mereka. Mereka mengatakan bahwa Indonesia tidak mempunyai
hak untuk mengklaim bahwa Wayang sebagai milik negara kita. Apa
alasannya? Mereka bilang Wayang dibawa oleh orang Hindu pada jaman
Sriwijaya pada abad ke tujuh dan pertunjukan seperti ini menyebar ke
Langkasuka (Kedah), Palembang, Batavia and Temasik. Terus, kalau Indonesia akan menggugatnya, Malingsia mengatakan bahwa Indonesia akan menemui jalan buntu: mungkinkah malingsia benar** menginginkan peperangan dengan rakyat indonesia...?
...::: fuck you malingsia :::..
|